Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan itu dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam melalui aliran darah.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Ahkam no.7171 dan Muslim, Kitab As-Salam no. 2175)
Fenomena kesurupan masih mengundang perdebatan hingga saat ini. Kalangan yang menolak, (lagi-lagi) masih menggunakan alasan klasik yakni “tidak bisa diterima akal”. Semoga, kajian berikut bisa membuka kesadaran kita bahwa syariat Islam sejatinya dibangun di atas dalil, bukan penilaian pribadi atau logika orang per orang.
Tapi kita sebagai orang islam harus percaya akan adanya alam ghaib.
Pengobatan terhadap orang yang kesurupan jin mempunyai dua bagian :
1. Pencegahan kesurupan
Di antara upaya pencegahan adalah dengan menjaga semua larangan, taubat dari segala macam kesalahan dan dosa, juga membentengi diri dengan beberapa dzikir, do’a dan ta’awwudz yang di syariatkan.
2. Pengobatan Kesurupan
Yaitu dengan cara seorang muslim –yang hatinya sejalan dengan lisan dan ruqyahnya- membacakan bacaan bagi orang yang kesurupan. Dan pengobatan dengan ruqyah yang paling ampuh adalah dengan surat Al-Fatihah, 1 ayat kursi, dua ayat teakhir surat Al-Baqarah, Qul Huwallahu ahad (surat Al-Ikhlas), Qul A’uudzubirabbil Falaq (surat Al-Falaq), dan Qul A’uudzubirabbin Naas (surat An-Naas), dengan memberi tiupan pada orang yang kesurupan dan mengulangi bacaan tersebut sebanyak tiga kali atau lebih, dan ayat-ayat Al-Qur’an lainnya.1 Sebabseluruh isi Al-Qur’an adalah penyembuh bagi apa yang ada di dalam hati, penyembuh, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Dalam pengobatan ini diperlukan adanya dau hal, yaitu :
Pertama, dari pihak orang yang kesurupan jin, yakni berkaitan dengna kekuatan dirinya, kejujuran tawajjuhnya (menghadap) kepada Allah عزوجل, ta’awwudz yang benar yang sejajar antara hati dan lidahnya.
Kedua, dari sisi orang yang beruapaya mengobatin, di mana dia pun harus demikian, karena senjata yang dipergunakan itu minimal harus seimbang dengan senjata lawan. 3
__________________
1. Lihat Sunnan Abi Dawud no. 3420, 3896, 3897, 3901, Ahmad V/210, dan lainnya dari Hharijah bin ash-shalt رضي الله عنه, lihat Silsilah al- Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 2027)
2. Lihat al-Fat-hur Rabbani, Tartiibu Musnad al-Imam Ahmad XVII/183.
3. Lihat mengenai bacaan ruqyah yang panjang dan bermanfaat dalam kitab, Wiqaayatul Insan minal Jinni was-Syaithan (hal. 81-84), juga Ash-Shaarimul Battaar (hal. 190-117), karya Syaikh Wahid ‘Abdus Salam Baali. Lihat juga Zaadul Ma’ad IV/66-69, serta Iidhaahul Haqq fii Dukhuulil jinni bil Insi war Radd ‘alaa Man Ankara Dzaalik, karya al-‘Allamah ‘Abul Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz( hal. 14). Dan Fataawa Ibni Taimiyah XIX/ 9-65 dan XXIV/276. Demikian juga al-Wiqaayah wal ‘Ilaaj minal Kitab was Sunnah, karya Muhammad bin Syay’i (hal. 66-69). Selain itu juga lihat juga cara mengusir jin dari rumah, dalam kitab al-Wiqaayah wal ‘Ilaaj, Muhammad bin Syaay’I (hal. 59). Dan juga ‘Aalamul jinni wasy Syayaathiin, karya al –Asyqar (hal. 130)
Sumber Refrensi
Do’a & Wirid – Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan itu dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam melalui aliran darah.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Ahkam no.7171 dan Muslim, Kitab As-Salam no. 2175)
Fenomena kesurupan masih mengundang perdebatan hingga saat ini. Kalangan yang menolak, (lagi-lagi) masih menggunakan alasan klasik yakni “tidak bisa diterima akal”. Semoga, kajian berikut bisa membuka kesadaran kita bahwa syariat Islam sejatinya dibangun di atas dalil, bukan penilaian pribadi atau logika orang per orang.
Tapi kita sebagai orang islam harus percaya akan adanya alam ghaib.
Pengobatan terhadap orang yang kesurupan jin mempunyai dua bagian :
1. Pencegahan kesurupan
Di antara upaya pencegahan adalah dengan menjaga semua larangan, taubat dari segala macam kesalahan dan dosa, juga membentengi diri dengan beberapa dzikir, do’a dan ta’awwudz yang di syariatkan.
2. Pengobatan Kesurupan
Yaitu dengan cara seorang muslim –yang hatinya sejalan dengan lisan dan ruqyahnya- membacakan bacaan bagi orang yang kesurupan. Dan pengobatan dengan ruqyah yang paling ampuh adalah dengan surat Al-Fatihah, 1 ayat kursi, dua ayat teakhir surat Al-Baqarah, Qul Huwallahu ahad (surat Al-Ikhlas), Qul A’uudzubirabbil Falaq (surat Al-Falaq), dan Qul A’uudzubirabbin Naas (surat An-Naas), dengan memberi tiupan pada orang yang kesurupan dan mengulangi bacaan tersebut sebanyak tiga kali atau lebih, dan ayat-ayat Al-Qur’an lainnya.1 Sebabseluruh isi Al-Qur’an adalah penyembuh bagi apa yang ada di dalam hati, penyembuh, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Dalam pengobatan ini diperlukan adanya dau hal, yaitu :
Pertama, dari pihak orang yang kesurupan jin, yakni berkaitan dengna kekuatan dirinya, kejujuran tawajjuhnya (menghadap) kepada Allah عزوجل, ta’awwudz yang benar yang sejajar antara hati dan lidahnya.
Kedua, dari sisi orang yang beruapaya mengobatin, di mana dia pun harus demikian, karena senjata yang dipergunakan itu minimal harus seimbang dengan senjata lawan. 3
__________________
1. Lihat Sunnan Abi Dawud no. 3420, 3896, 3897, 3901, Ahmad V/210, dan lainnya dari Hharijah bin ash-shalt رضي الله عنه, lihat Silsilah al- Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 2027)
2. Lihat al-Fat-hur Rabbani, Tartiibu Musnad al-Imam Ahmad XVII/183.
3. Lihat mengenai bacaan ruqyah yang panjang dan bermanfaat dalam kitab, Wiqaayatul Insan minal Jinni was-Syaithan (hal. 81-84), juga Ash-Shaarimul Battaar (hal. 190-117), karya Syaikh Wahid ‘Abdus Salam Baali. Lihat juga Zaadul Ma’ad IV/66-69, serta Iidhaahul Haqq fii Dukhuulil jinni bil Insi war Radd ‘alaa Man Ankara Dzaalik, karya al-‘Allamah ‘Abul Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz( hal. 14). Dan Fataawa Ibni Taimiyah XIX/ 9-65 dan XXIV/276. Demikian juga al-Wiqaayah wal ‘Ilaaj minal Kitab was Sunnah, karya Muhammad bin Syay’i (hal. 66-69). Selain itu juga lihat juga cara mengusir jin dari rumah, dalam kitab al-Wiqaayah wal ‘Ilaaj, Muhammad bin Syaay’I (hal. 59). Dan juga ‘Aalamul jinni wasy Syayaathiin, karya al –Asyqar (hal. 130)
Sumber Refrensi
Do’a & Wirid – Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar