Tak hanya Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak) yang berdemo di Bundaran Hotel Indonesia (HI), hari ini. Sekelompok massa berbadan tegap pun menggelar aksi tak jauh dari Kompak, hanya 5-10 meter.
Mengaku dari Masyarakat Indonesia Timur, puluhan orang itu berdemo untuk mendukung Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso agar tidak mundur, Minggu 29 November 2009.
Saat Kompak menyanyikan 'KPK Didadaku,' massa pendukung polisi bersama-sama berteriak," Huu..."
Salah satu pendukung Kapolri yang tidak mau disebutkan namanya mengaku diupahi Rp 100 ribu untuk melakukan demo. "Kami diberi 100 ribu perorang," kata dia.
Siapa yang bayar? "Kami tidak bisa bilang. Kami dukung Pak Kapolri untuk tak mundur. Itu saja."
Selain uang Rp 100 ribu, massa pendukung Kapolri ini pun dijanjikan sebungkus nasi padang.
Massa dari Komisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) berdemo di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Tiba-tiba sekelompok massa yang mengaku pendukung Kapolri datang dan menghampiri massa Kompak.
Saat 30-an aktivis beraksi di dalam bundaran air mancur patung 'Selamat Datang' di Bundaran HI, tiba-tiba 20-an orang yang di antaranya gempal, bertato dan beranting datang ingin menghampiri massa Kompak.
massa tersebut jalan sambil berteriak-teriak, "Hidup Kapolri, Hidup Kapolri. Bubarkan KPK!".
"Antasari nggak penting, KPK bubarkan saja yang penting Kapolri," teriak mereka lagi.
Saat ditanya dari organisasi mana massa pro Kapolri itu berasal, salah satu dari mereka mengatakan, "Masyarakat Indonesia Timur".
Saat hendak menuju bundaran air mancur itu, sekitar 50-an polisi mencegah massa pro Kapolri ini bentrok dengan massa Kompak.
Sementara massa Kompak tetap di dalam bundaran air mancur, bergeming, tak menghiraukan. Mereka tetap menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti 'KPK di Dadaku'.
http://www.suaramedia.com/berita-nasional/13186-pendemo-massa-dukung-polri-mengaku-dibayar-rp100-ribu.html
Mengaku dari Masyarakat Indonesia Timur, puluhan orang itu berdemo untuk mendukung Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso agar tidak mundur, Minggu 29 November 2009.
Saat Kompak menyanyikan 'KPK Didadaku,' massa pendukung polisi bersama-sama berteriak," Huu..."
Salah satu pendukung Kapolri yang tidak mau disebutkan namanya mengaku diupahi Rp 100 ribu untuk melakukan demo. "Kami diberi 100 ribu perorang," kata dia.
Siapa yang bayar? "Kami tidak bisa bilang. Kami dukung Pak Kapolri untuk tak mundur. Itu saja."
Selain uang Rp 100 ribu, massa pendukung Kapolri ini pun dijanjikan sebungkus nasi padang.
Massa dari Komisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) berdemo di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Tiba-tiba sekelompok massa yang mengaku pendukung Kapolri datang dan menghampiri massa Kompak.
Saat 30-an aktivis beraksi di dalam bundaran air mancur patung 'Selamat Datang' di Bundaran HI, tiba-tiba 20-an orang yang di antaranya gempal, bertato dan beranting datang ingin menghampiri massa Kompak.
massa tersebut jalan sambil berteriak-teriak, "Hidup Kapolri, Hidup Kapolri. Bubarkan KPK!".
"Antasari nggak penting, KPK bubarkan saja yang penting Kapolri," teriak mereka lagi.
Saat ditanya dari organisasi mana massa pro Kapolri itu berasal, salah satu dari mereka mengatakan, "Masyarakat Indonesia Timur".
Saat hendak menuju bundaran air mancur itu, sekitar 50-an polisi mencegah massa pro Kapolri ini bentrok dengan massa Kompak.
Sementara massa Kompak tetap di dalam bundaran air mancur, bergeming, tak menghiraukan. Mereka tetap menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti 'KPK di Dadaku'.
http://www.suaramedia.com/berita-nasional/13186-pendemo-massa-dukung-polri-mengaku-dibayar-rp100-ribu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar