Sebulan sebelum pemimpin Al Arqam, Asaari Muhammad, yang akrab dipanggil Abuya, meninggal dunia, istri keduanya, Hatijah Aam, meluncurkan buku berjudul Tsunami: Bukti Abuya Putra Bani Tamim, yang mengklaim bahwa Abuya-lah yang menciptakan tsunami Aceh tahun 2004.
Dalam bukunya itu, ditulis juga Abuya akan merebut kekuasaan Pemerintah Indonesia dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, demikian Berita Harian, seperti terpantau di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut harian Malaysia tersebut, buku yang mengklaim bencana tsunami di Aceh tahun 2004 terjadi atas kehendak Abuya itu diluncurkan di Hotel Sultan, Jakarta, 7 April 2010. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengkritik keras peluncuran buku itu dan menuduhnya sebagai sesat serta mendesak agar buku tersebut dilarang peredarannya.
Hatijah mengatakan, pemimpin Al Arqam Malaysia itu punya mukjizat, yaitu mampu mengangkat dan menerbangkan air laut sebesar gunung setinggi 10.000 meter dan secepat pesawat Boeing berkecepatan 700 kilometer per jam.
Tujuan Abuya mengirim tsunami ke Aceh adalah untuk menghentikan orang yang gila perang di Aceh agar tidak sanggup lagi berperang di bumi milik Abuya, demikian dalam bukunya di bab tiga.
Menyelamatkan Diri - Satu keluarga panik berlarian untuk menyelamatkan diri saat gelombang tsunami datang dari arah belakang mereka, di Simpang Lima, Banda Aceh. Foto ini baru diperoleh kembali, setelah seseorang mengantar kembali kamera Serambi yang sempat hilang ketika bencana itu terjadi.
Buku itu malah tidak dijual dan diedarkan di Malaysia yang merupakan basis dari Darul Al Arqam.
Pemerintah Malaysia telah melarang aliran Al Arqam yang punya pengikut sekitar 10.000 tahun 1994. Abuya pun sempat ditahan Pemerintah Malaysia dengan dasar ISA (UU Keamanan Dalam Negeri).
Untuk menggambarkan kehebatan suaminya, dalam bab empat yang berjudul "Perang Penuh Keajaiban", Hatijah menceritakan satu keluarga Aceh selamat dari maut tsunami hanya karena menyebut nama Abuya.
Diceritakan ketika saat air laut sampai ke tahap leher, anggota keluarga Dinas Kesehatan Aceh, Rita Mutia, saling berpegangan tangan dan memohon ampun dari Allah serta menjerit "Mak, Ayah, tolong. Ya Allah tolong! Ya Allah tolong!"
Namun, abang Rita, Syeikh Mujiburrizal, meminta Rita jangan meminta tolong kepada Allah, melainkan kepada Abuya. Syeikh pun dengan lantang berteriak "Abuya tolong!" dan Rita turut menjerit meminta pertolongan dari Abuya.
Hatijah mengklaim keluarga tersebut ternyata selamat dari maut hanya dengan menjerit nama Abuya karena sebuah kapal ikan yang dipandu pasukan penyelamat gaib ada mendekati dan menyelamatkan mereka.
Dalam bab enam yang berjudul "Betulkah Abuya Asaari Putra Bani Tamim", Hatijah menulis karena mengaku dialah Putra Bani Tamim atau Putra Bani Hashim atau Satria Piningit itu. Dan dia adalah calon Presiden Indonesia mendatang.
Buku tersebut juga diluncurkan di Bandung, Jawa Barat, pada 23 April 2010 dan mendapat kritikan MUI Jabar yang mengatakan tulisannya tidak masuk akal dan menyesatkan.
Asaari Muhammad telah meninggal dunia pada 13 Mei 2010 di Rumah Sakit Ipoh. Jenazah telah dikuburkan di Rembau, Seremban. Namun, belum lama ini menimbulkan kehebohan karena Hatijah mengatakan bahwa Abuya akan hidup lagi dari kubur sehingga banyak pengikutnya menanti di kuburan. Pemerintah Malaysia kini terus memantau kegiatan pengikutnya.
Dalam bukunya itu, ditulis juga Abuya akan merebut kekuasaan Pemerintah Indonesia dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, demikian Berita Harian, seperti terpantau di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut harian Malaysia tersebut, buku yang mengklaim bencana tsunami di Aceh tahun 2004 terjadi atas kehendak Abuya itu diluncurkan di Hotel Sultan, Jakarta, 7 April 2010. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengkritik keras peluncuran buku itu dan menuduhnya sebagai sesat serta mendesak agar buku tersebut dilarang peredarannya.
Hatijah mengatakan, pemimpin Al Arqam Malaysia itu punya mukjizat, yaitu mampu mengangkat dan menerbangkan air laut sebesar gunung setinggi 10.000 meter dan secepat pesawat Boeing berkecepatan 700 kilometer per jam.
Tujuan Abuya mengirim tsunami ke Aceh adalah untuk menghentikan orang yang gila perang di Aceh agar tidak sanggup lagi berperang di bumi milik Abuya, demikian dalam bukunya di bab tiga.
Menyelamatkan Diri - Satu keluarga panik berlarian untuk menyelamatkan diri saat gelombang tsunami datang dari arah belakang mereka, di Simpang Lima, Banda Aceh. Foto ini baru diperoleh kembali, setelah seseorang mengantar kembali kamera Serambi yang sempat hilang ketika bencana itu terjadi.
Buku itu malah tidak dijual dan diedarkan di Malaysia yang merupakan basis dari Darul Al Arqam.
Pemerintah Malaysia telah melarang aliran Al Arqam yang punya pengikut sekitar 10.000 tahun 1994. Abuya pun sempat ditahan Pemerintah Malaysia dengan dasar ISA (UU Keamanan Dalam Negeri).
Untuk menggambarkan kehebatan suaminya, dalam bab empat yang berjudul "Perang Penuh Keajaiban", Hatijah menceritakan satu keluarga Aceh selamat dari maut tsunami hanya karena menyebut nama Abuya.
Diceritakan ketika saat air laut sampai ke tahap leher, anggota keluarga Dinas Kesehatan Aceh, Rita Mutia, saling berpegangan tangan dan memohon ampun dari Allah serta menjerit "Mak, Ayah, tolong. Ya Allah tolong! Ya Allah tolong!"
Namun, abang Rita, Syeikh Mujiburrizal, meminta Rita jangan meminta tolong kepada Allah, melainkan kepada Abuya. Syeikh pun dengan lantang berteriak "Abuya tolong!" dan Rita turut menjerit meminta pertolongan dari Abuya.
Hatijah mengklaim keluarga tersebut ternyata selamat dari maut hanya dengan menjerit nama Abuya karena sebuah kapal ikan yang dipandu pasukan penyelamat gaib ada mendekati dan menyelamatkan mereka.
Dalam bab enam yang berjudul "Betulkah Abuya Asaari Putra Bani Tamim", Hatijah menulis karena mengaku dialah Putra Bani Tamim atau Putra Bani Hashim atau Satria Piningit itu. Dan dia adalah calon Presiden Indonesia mendatang.
Buku tersebut juga diluncurkan di Bandung, Jawa Barat, pada 23 April 2010 dan mendapat kritikan MUI Jabar yang mengatakan tulisannya tidak masuk akal dan menyesatkan.
Asaari Muhammad telah meninggal dunia pada 13 Mei 2010 di Rumah Sakit Ipoh. Jenazah telah dikuburkan di Rembau, Seremban. Namun, belum lama ini menimbulkan kehebohan karena Hatijah mengatakan bahwa Abuya akan hidup lagi dari kubur sehingga banyak pengikutnya menanti di kuburan. Pemerintah Malaysia kini terus memantau kegiatan pengikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar