Arkeolog Nanjing, China, berhasil menggali sebuah peti mati di gerbang Timur Liuhe yang berasal dari Dinasti Han sekitar dua ribu tahun lalu. Yang menakjubkan peti mati itu walaupun telah ribuan tahun terpendam dalam tanah tidak rusak.
Bermula dari pekerjaan penggalian tanah untuk pemebangunan bandara di Jalan Bandara Timur, wilayah Liuhe, Nanjing, China, beberapa pekerja saat menggali tanah lebih dari kedalaman 3 meter berhasil menemukan sebuah peti mati. Setelah tutup peti mati dibuka terlihat sebuah benda berbentuk piring disc warna hitam gelap.
Berita yang tersebar "Goa ini memiliki harta!", warga sekitar berduyun-duyun datang melihat dan bertanya-tanya, orang-orang yang berdatangan masih memegang berbagai alat kerja. Seorang polisi yang kebetulan lewat melihat situasi ini segera melaporkan ke instansi terkait.
Setelah mendengar kabar itu, petugas dari Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Liuhe yang bertanggung jawab atas pelestarian benda bersejarah ini bergegas ke tempat kejadian. Ditemukan piring disc warna hitam gelap setelah dicuci terlihat itu adalah cermin tembaga, bila dipandang dari pola cermin dan karakter, setidaknya berumur 1.000 tahun lebih.
Pada sore hari, petugas arkeologi di Nanjing Museum tiba di tempat kejadian. Arkeolog mengambil sejumlah besar alat-alat cat dari peti mati, kotak rias, cermin dan seperangkat pedang perunggu dan sebagainya, melalui identifikasi awal benda-benda kuno ini, setidaknya sudah 2000 lebih. Menurut analisa barang-barang lain pada peti mati dalam liang kubur, bahwa yang dikuburkan dalam peti mati adalah seorang wanita.
Yang membuat para arkeolog cukup terkejut adalah, peti mati yang panjangnya 2 meter lebar sekitar setengah meter, telah terkubur di dalam tanah sekitar dua ribu tahun lebih, tetapi peti mati belum rusak, garis piring peti mati masih terlihat jelas, di bagian bawah peti mati masih dapat terlihat bekas cat tebal yang berwarna orange, peti mati tidak menggunakan paku, bahkan tutup juga ditutup dengan cara mendorong dan menarik dalam slot.
Setelah para ahli memeriksa tampilan kayu peti peti, membaca bahan-bahan sejarah yang relevan bahwa peti mati selama bertahun-tahun tidak membusuk, cukup menggambarkan bahwa kualitas bahan peti mati adalah yang sangat tinggi, seharusnya adalah pohon berharga, usia pohon tidak kurang dari 600 tahun, arkeolog juga menemukan seperangkat pedang panjang sekitar setengah meter dalam peti mati, pedangnya padat, pedang besi telah berkarat.
Di bagian atas peti mati, arkeolog juga menemukan kotak rias yang dicat dan gepeng karena tertekan alat galian, setelah dicuci, para arkeolog menemukan bahwa tarikan laci kotak rias besi masih utuh, motif ukir kotak rias masih terlihat jelas, disentuh tangan terasa licin.
Bermula dari pekerjaan penggalian tanah untuk pemebangunan bandara di Jalan Bandara Timur, wilayah Liuhe, Nanjing, China, beberapa pekerja saat menggali tanah lebih dari kedalaman 3 meter berhasil menemukan sebuah peti mati. Setelah tutup peti mati dibuka terlihat sebuah benda berbentuk piring disc warna hitam gelap.
Berita yang tersebar "Goa ini memiliki harta!", warga sekitar berduyun-duyun datang melihat dan bertanya-tanya, orang-orang yang berdatangan masih memegang berbagai alat kerja. Seorang polisi yang kebetulan lewat melihat situasi ini segera melaporkan ke instansi terkait.
Setelah mendengar kabar itu, petugas dari Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Liuhe yang bertanggung jawab atas pelestarian benda bersejarah ini bergegas ke tempat kejadian. Ditemukan piring disc warna hitam gelap setelah dicuci terlihat itu adalah cermin tembaga, bila dipandang dari pola cermin dan karakter, setidaknya berumur 1.000 tahun lebih.
Pada sore hari, petugas arkeologi di Nanjing Museum tiba di tempat kejadian. Arkeolog mengambil sejumlah besar alat-alat cat dari peti mati, kotak rias, cermin dan seperangkat pedang perunggu dan sebagainya, melalui identifikasi awal benda-benda kuno ini, setidaknya sudah 2000 lebih. Menurut analisa barang-barang lain pada peti mati dalam liang kubur, bahwa yang dikuburkan dalam peti mati adalah seorang wanita.
Yang membuat para arkeolog cukup terkejut adalah, peti mati yang panjangnya 2 meter lebar sekitar setengah meter, telah terkubur di dalam tanah sekitar dua ribu tahun lebih, tetapi peti mati belum rusak, garis piring peti mati masih terlihat jelas, di bagian bawah peti mati masih dapat terlihat bekas cat tebal yang berwarna orange, peti mati tidak menggunakan paku, bahkan tutup juga ditutup dengan cara mendorong dan menarik dalam slot.
Setelah para ahli memeriksa tampilan kayu peti peti, membaca bahan-bahan sejarah yang relevan bahwa peti mati selama bertahun-tahun tidak membusuk, cukup menggambarkan bahwa kualitas bahan peti mati adalah yang sangat tinggi, seharusnya adalah pohon berharga, usia pohon tidak kurang dari 600 tahun, arkeolog juga menemukan seperangkat pedang panjang sekitar setengah meter dalam peti mati, pedangnya padat, pedang besi telah berkarat.
Di bagian atas peti mati, arkeolog juga menemukan kotak rias yang dicat dan gepeng karena tertekan alat galian, setelah dicuci, para arkeolog menemukan bahwa tarikan laci kotak rias besi masih utuh, motif ukir kotak rias masih terlihat jelas, disentuh tangan terasa licin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar