Kamis, 17 Desember 2009

Indonesia Jadi Contoh Terbaik Kerukunan Agama!


Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengharapkan kontribusi yang lebih luas dari Indonesia dalam upaya meningkatkan saling pengertian antarumat beragama di dunia. Indonesia dinilai masih memiliki keberagaman pemikiran dan ide tentang pluralisme serta kebebasan beragama yang menjadi isu penting dewasa ini.

Hal itu diungkapkan Utusan Khusus untuk Masyarakat Muslim Departemen Luar Negeri AS, Farah Anwar Pandith. Menurutnya, ide serta pemikiran dari para cendekiawan dan tokoh agama di Indonesia yang berangkat dari sejarah kerukunan yang panjang perlu dibawa ke tingkat yang lebih luas.

''Indonesia adalah contoh terbaik dalam membina kerukunan dalam keanekaragaman, kehidupan demokrasi, pluralisme, serta hak-hak kaum wanita,'' ungkap Pandith di sela-sela kunjungannya ke Jakarta. Menurut dia, sangat penting untuk mempromosikan ide dan pemikiran terkait hal-hal tersebut sebagai bagian mencari solusi bersama di antara umat beragama.

Menurut Pandith, bila ide-ide tadi bisa terus disuarakan ke tingkat lebih luas, akan berdampak positif bagi terwujudnya kehidupan yang lebih harmonis. Mantan direktur Inisiatif Kawasan Timur Tengah di Dewan Keamanan Nasional AS itu, menambahkan, dalam beberapa aspek, Indonesia telah memberikan kontribusi yang luar biasa.

Pihaknya optimistis masih banyak sumbangsih bisa diberikan oleh Indonesia di masa mendatang. Lebih jauh, Pandith mengharapkan adanya ide baru dan pemikiran positif yang dapat mengubah cara pandang generasi muda Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia. Mereka, misalnya, akan lebih memahami identitas masing-masing dari perspektif agama dan keyakinan serta bagaimana berinteraksi di lingkungan yang semakin plural.

Pandith menegaskan, masalah-masalah itulah yang sedang menjadi perhatian utama kalangan generasi muda. ''Komunikasi yang intensif antarpemuda adalah kunci keberhasilan untuk mewujudkan semangat kebersamaan tadi,'' papar wanita keturunan India itu.

Pandith mengatakan, setelah ditunjuk sebagai Duta Khusus untuk Dunia Muslim, dia sudah berkeliling ke sejumlah negara, seperti Nigeria, Arab Saudi, Kuwait, Brazil, Filipina, dan Malaysia. Di setiap tempat yang dikunjungi, Pandith mengaku melihat masih ada semangat dari generasi muda untuk melakukan perubahan.

Oleh sebab itulah, dia mengaku optimistis tentang masa depan hubungan Muslim dan non-Muslim. ''Tantangan terbesar kita sekarang adalah mendorong tumbuhnya ide-ide baru di kalangan pemuda sekaligus menciptakan ruang dialog bagi mereka,'' tutur dia.

Pemerintah AS, kata dia, akan mendukung setiap upaya yang mengarah pada terwujudnya saling pengertian. ''Ini merupakan komitmen dari Presiden Barack Obama guna memperkuat hubungan dengan dunia Islam. ''Dalam berbagai kesempatan, Presiden Obama selalu menegaskan pentingnya mengedepankan sikap saling menghargai, toleransi, dan menghormati perbedaan. Komitmen ini tidak berubah,'' urai Pandith.

Pihaknya menyadari bahwa kondisi dunia telah mengalami perubahan sedemikian rupa. Kemajuan di berbagai bidang mendorong terjadinya interaksi yang lebih intens di antara masyarakat dunia. Atas dasar itu pula, Pemerintah AS berusaha mengubah pendekatan dan komunikasi. Pemerintah AS tak hanya melakukan pendekatan melalui hubungan bilateral antarpemerintah, melainkan pada tingkat perorangan, komunitas, ataupun organisasi.

''Saya kira, hubungan pada level komunitas akan lebih efektif memetakan setiap persoalan yang timbul, sekaligus memperbaikinya bersama-sama,'' paparnya. Farah Pandith ditunjuk sebagai Utusan Khusus untuk Masyarakat Muslim sejak Juni 2009 lalu. Lembaga yang ia pimpin bertanggung jawab menjalankan visi Menlu Hillary Clinton untuk bekerja sama dengan umat Muslim di seluruh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar