Bagaimana kita menjelaskan pandangan Islam mengenai wanita, apakah mereka setara dengan kaum pria atau seperti apa? Bagaimana kedudukan wanita di tengah masyarakat Islam? Hal ini merupakan satu pertanyaan yang umumnya sering ditanyakan khususnya di di kalangan non-muslim termasuk orang Islam sendiri. Para wanita hari ini dibuat percaya bahwa mereka telah memperoleh kebebasan dan telah mendapatkan persamaan, padahal apa yang sedang terjadi, atas nama persamaan, adalah bahwa lelaki sedang menginjak-injak hak-hak dan kehormatan kaum wanita.
Islam bukanlah agama khayalan atau semboyan belaka tapi mendakwakan diri sebagai agama realita (kenyataan). Ada perbedaan-perbedaan tertentu dalam kejadian pria dan wanita yang dengan mengabaikannya orang tidak dapat mengemukakan persamaan kedua jenis kelamin ini sebab mereka diciptakan secara berbeda. Merupakan hal yang mengada-ada bahkan bunuh diri untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan dasar, alami serta segi pandang kaum pria dan wanita ini dan mencoba untuk memperlakukan mereka sama.
Misalnya, dalam setiap masyarakat, wanita diketahui adalah melahirkan anak-anak dan tak seorang pun dapat mengubah kenyataan ini. Ini berarti bahwa selama paling sedikit sembilan bulan, mereka mempunyai bagian tanggung jawab yang lebih besar bagi masa depan umat manusia dari pada yang kaum pria lakukan.
Mereka melahirkan anak-anak; berbagi darah, tulang, otak mereka sendiri – segala sesuatu yang mereka miliki dengan anak mereka, manakala pria tak mempunyai tanggung jawab jasmani secara langsung. Maka mengapa mereka hendak diperlakukan sama, khususnya selama paling sedikit masa sembilan bulan itu? Lagipula mengapa wanita hendak dijadikan buruh kasar padahal mereka tidak dijadikan untuk pekerjaan semacam itu.
Kaum wanita merupakan wujud lemah dan sumber kesenangan dan keindahan dan juga kepuasan dan kedamaian apabila digalakkan untuk tetap dalam susunan masyarakat keluarga dan wanita. Jadi bukan ketika mereka menghancurkan susunan ini dan pergi keluar, tak tertutup, turun ke jalan-jalan. Itulah apa yang sebagian masyarakat dunia sedang lakukan dan itulah apa yang Islam tidak izinkan.
Sumber : www.beritajitu.com
Islam bukanlah agama khayalan atau semboyan belaka tapi mendakwakan diri sebagai agama realita (kenyataan). Ada perbedaan-perbedaan tertentu dalam kejadian pria dan wanita yang dengan mengabaikannya orang tidak dapat mengemukakan persamaan kedua jenis kelamin ini sebab mereka diciptakan secara berbeda. Merupakan hal yang mengada-ada bahkan bunuh diri untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan dasar, alami serta segi pandang kaum pria dan wanita ini dan mencoba untuk memperlakukan mereka sama.
Misalnya, dalam setiap masyarakat, wanita diketahui adalah melahirkan anak-anak dan tak seorang pun dapat mengubah kenyataan ini. Ini berarti bahwa selama paling sedikit sembilan bulan, mereka mempunyai bagian tanggung jawab yang lebih besar bagi masa depan umat manusia dari pada yang kaum pria lakukan.
Mereka melahirkan anak-anak; berbagi darah, tulang, otak mereka sendiri – segala sesuatu yang mereka miliki dengan anak mereka, manakala pria tak mempunyai tanggung jawab jasmani secara langsung. Maka mengapa mereka hendak diperlakukan sama, khususnya selama paling sedikit masa sembilan bulan itu? Lagipula mengapa wanita hendak dijadikan buruh kasar padahal mereka tidak dijadikan untuk pekerjaan semacam itu.
Kaum wanita merupakan wujud lemah dan sumber kesenangan dan keindahan dan juga kepuasan dan kedamaian apabila digalakkan untuk tetap dalam susunan masyarakat keluarga dan wanita. Jadi bukan ketika mereka menghancurkan susunan ini dan pergi keluar, tak tertutup, turun ke jalan-jalan. Itulah apa yang sebagian masyarakat dunia sedang lakukan dan itulah apa yang Islam tidak izinkan.
Sumber : www.beritajitu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar