Foto Ilustrasi
Belum kasus perkosaan yang menimpa baby sitter (pengasuh anak) berusia 14 tahun di Jl Jelawat Gang Musi RT 21, Samarinda Ilir terungkap dengan jelas, peristiwa serupa kembali menimpa seorang remaja lain. Ini mesti jadi perhatian bagi para remaja putri dan orangtua.
Kali ini, korbannya seorang remaja yang juga berstatus pelajar. Sebut saja namanya Jingga (17), warga Jl HAMM Rifadin, Samarinda Seberang. Namun, sudah sejak beberapa waktu lalu, Jingga tinggal di rumah keluarganya di Jl Juanda.
Pelakunya berinisial Nt. Ia tercatat menjadi seorang wakar atau penjaga malam di sebuah tempat bimbingan belajar (bimbel) di Jl Pangeran Antasari.
Sebenarnya, peristiwa perkosaan tersebut terjadi Senin pukul 20.30 Wita lalu. Jingga "dikerjai" seusai mengikuti bimbel di tempat Nt bekerja. Meski dipendam hampir seminggu, namun sikap Jingga yang murung dan menunjukkan gelagat aneh, menjadi tanda tanya seorang gurunya.
Orangtua Jingga pun dipanggil Kamis (16/4) lalu. Namun mereka justru tidak memahami masalah yang dihadapi oleh anaknya. Sehingga guru dan orangtuanya pun menanyakan langsung kepada Jingga. Alhasil, Jingga pun membeberkan kalau keperawanannya telah direnggut oleh seorang wakar di tempat bimbel yang diikutinya.
Mendengar pengakuan anaknya yang telah dinodai, orangtua Jingga kemudian melaporkan kasus tersebut ke Mapolsek Samarinda Ulu, kemarin (17/4). Namun karena tidak memiliki Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), sehingga kasus itu langsung dilimpahkan ke Mapoltabes Samarinda. Dengan mengenakan kerudung biru dan berbaju merah muda, remaja berperawakan mungil itu memberikan kesaksiannya kepada polisi.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun Sapos tadi malam, kejadian itu bermula ketika Jingga mengikuti bimbel. Kala itu, hanya Jingga yang tinggal seorang diri di tempat bimbelnya. Nt yang tengah bertugas, tergiur dengan kemolekan tubuh Jingga.
Apalagi selama ini ia telah mengawasi Jingga dari jauh. Memanfaatkan momen tersebut, Nt kemudian mengambil kesempatan ketika Jingga buang air kecil di toilet di lantai satu.
Setelah Jingga keluar dari toilet, Nt langsung membekap mulut dan memegang erat tubuh Jingga yang mungil. Jingga dipaksa mengikuti perintah Nt yang saat itu mengancam dan membawa paksa ke kamar Nt menginap di lantai tiga bangunan bimbel.
Segala upaya dikerahkan Jingga untuk melarikan diri. Bahkan ia sempat terlepas dari dekapan Nt. Namun karena pintu kamar tak memiliki gagang, Jingga pun tak bisa kabur. Nt pun kemudian melucuti pakaian Jingga satu per satu yang kemudian menidurinya dengan paksa. Bahkan kejadian itu hingga terjadi dua kali. Setelah napsu bejatnya terlampiaskan, Nt kemudian membiarkan Jingga pulang dan mengancam untuk tidak memberitahu kepada siapapun.
Di waktu yang sama, saudara Jingga yang kala itu rutin menjemput di tempat bimbelnya sempat panik ketika mengetahui saudaranya itu tidak ada. Ia pun pulang ke kediaman keluarganya di Jl Juanda. Ternyata Jingga belum juga pulang. Sehingga ia kembali lagi ke tempat bimbelnya tersebut. Ternyata Jingga sudah ada di depan tempat bimbelnya itu menunggu jemputan. Lalu saudaranya membawanya pulang, namun Jingga tak memberitahu mengenai aib yang baru saja dialaminya.
Malam tadi, tampak seorang (polisi wanita) melakukan meminta keterangan korban mengenai kronologi kejadian itu. Namun Kapoltabes Samarinda Kombes Pol A Kamil Razak, melalui Kasat Reskrim Kompol A Yusep Gunawan SIK belum bisa membeberkan peristiwa itu secara mendetail lantaran masih dalam pemeriksaan.
Belum kasus perkosaan yang menimpa baby sitter (pengasuh anak) berusia 14 tahun di Jl Jelawat Gang Musi RT 21, Samarinda Ilir terungkap dengan jelas, peristiwa serupa kembali menimpa seorang remaja lain. Ini mesti jadi perhatian bagi para remaja putri dan orangtua.
Kali ini, korbannya seorang remaja yang juga berstatus pelajar. Sebut saja namanya Jingga (17), warga Jl HAMM Rifadin, Samarinda Seberang. Namun, sudah sejak beberapa waktu lalu, Jingga tinggal di rumah keluarganya di Jl Juanda.
Pelakunya berinisial Nt. Ia tercatat menjadi seorang wakar atau penjaga malam di sebuah tempat bimbingan belajar (bimbel) di Jl Pangeran Antasari.
Sebenarnya, peristiwa perkosaan tersebut terjadi Senin pukul 20.30 Wita lalu. Jingga "dikerjai" seusai mengikuti bimbel di tempat Nt bekerja. Meski dipendam hampir seminggu, namun sikap Jingga yang murung dan menunjukkan gelagat aneh, menjadi tanda tanya seorang gurunya.
Orangtua Jingga pun dipanggil Kamis (16/4) lalu. Namun mereka justru tidak memahami masalah yang dihadapi oleh anaknya. Sehingga guru dan orangtuanya pun menanyakan langsung kepada Jingga. Alhasil, Jingga pun membeberkan kalau keperawanannya telah direnggut oleh seorang wakar di tempat bimbel yang diikutinya.
Mendengar pengakuan anaknya yang telah dinodai, orangtua Jingga kemudian melaporkan kasus tersebut ke Mapolsek Samarinda Ulu, kemarin (17/4). Namun karena tidak memiliki Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), sehingga kasus itu langsung dilimpahkan ke Mapoltabes Samarinda. Dengan mengenakan kerudung biru dan berbaju merah muda, remaja berperawakan mungil itu memberikan kesaksiannya kepada polisi.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun Sapos tadi malam, kejadian itu bermula ketika Jingga mengikuti bimbel. Kala itu, hanya Jingga yang tinggal seorang diri di tempat bimbelnya. Nt yang tengah bertugas, tergiur dengan kemolekan tubuh Jingga.
Apalagi selama ini ia telah mengawasi Jingga dari jauh. Memanfaatkan momen tersebut, Nt kemudian mengambil kesempatan ketika Jingga buang air kecil di toilet di lantai satu.
Setelah Jingga keluar dari toilet, Nt langsung membekap mulut dan memegang erat tubuh Jingga yang mungil. Jingga dipaksa mengikuti perintah Nt yang saat itu mengancam dan membawa paksa ke kamar Nt menginap di lantai tiga bangunan bimbel.
Segala upaya dikerahkan Jingga untuk melarikan diri. Bahkan ia sempat terlepas dari dekapan Nt. Namun karena pintu kamar tak memiliki gagang, Jingga pun tak bisa kabur. Nt pun kemudian melucuti pakaian Jingga satu per satu yang kemudian menidurinya dengan paksa. Bahkan kejadian itu hingga terjadi dua kali. Setelah napsu bejatnya terlampiaskan, Nt kemudian membiarkan Jingga pulang dan mengancam untuk tidak memberitahu kepada siapapun.
Di waktu yang sama, saudara Jingga yang kala itu rutin menjemput di tempat bimbelnya sempat panik ketika mengetahui saudaranya itu tidak ada. Ia pun pulang ke kediaman keluarganya di Jl Juanda. Ternyata Jingga belum juga pulang. Sehingga ia kembali lagi ke tempat bimbelnya tersebut. Ternyata Jingga sudah ada di depan tempat bimbelnya itu menunggu jemputan. Lalu saudaranya membawanya pulang, namun Jingga tak memberitahu mengenai aib yang baru saja dialaminya.
Malam tadi, tampak seorang (polisi wanita) melakukan meminta keterangan korban mengenai kronologi kejadian itu. Namun Kapoltabes Samarinda Kombes Pol A Kamil Razak, melalui Kasat Reskrim Kompol A Yusep Gunawan SIK belum bisa membeberkan peristiwa itu secara mendetail lantaran masih dalam pemeriksaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar