Jumat, 29 Januari 2010

Wanita dan Anak Jadi Korban Pemerkosaan Massal di Tahiti !


Gempa dahsyat yang melanda Haiti 12 Januari lalu menyisakan kehancuran pada sebagian besar bangunan di Ibu Kota Port au Prince. Penjara nasional Haiti termasuk salah satu bangunan yang rusak parah.

Hancurnya penjara membuat sebagian penghuninya kegirangan karena bebas melarikan dari. Bebasnya tahanan dari penjara ini menimbulkan ancaman baru bagi korban gempa selamat.

Tidak hanya kehilangan tempat tinggal serta terancam kelaparan, para korban gempa yang selamat kini dihadapkan pada masalah baru. Pemerintah Haiti memperkirakan sekira 7.000 tahanan kabur dari penjara.

Para tahanan kabur dilaporkan melakukan tindak pemerkosaan terhadap perempuan dan anak-anak yang tinggal di tenda-tenda penampungan.

"Saat malam hari, para tahanan mengambil keuntungan dengan melakukan pemerkosaan terhadap wanita dan anak-anak yang berada di tenda penampungan," kata Kepala Polisi Haiti, Mario Andresol seperti dikutip AFP.

"Lebih dari 7.000 tahanan berada di jalanan usai kabur dari penjara nasional saat gempa berlangsung. Kini mereka bebas berkeliaran, sebelumnya butuh lima tahun bagi kepolisian untuk menangkap mereka," lanjut Andresol.

Sementara seorang warga yang tinggal di penampungan mengaku mendengar perkosaan yang terjadi di luar tenda yang ia tinggali. "Saya dengar perkelahian di luar (tenda) dan melihat celana dalam tergeletak di tanah. Saat itu saya mulai berteriak dan melihat pelaku pemerkosa pergi," ungkap seorangan warga dalam penampungan Rachelle Dolce.

Kepolisian Haiti sendiri tidak mengetahui jumlah pasti kejahatan pascagempa berkekuatan 7,0 skala richter. Namun mereka sudah memperingatkan misi perdamaian PBB di Haiti mengenai masalah ini.

Peringatan Kepolisian Haiti ini datang sehari setelah Direktur HAM PBB Navi Pillay menyatakan kemungkinan anggota gangsters dan sindikat penjual anak, mengincar anak-anak korban gempa untuk diperdagangkan.

Sejak gempa, kondisi keamanan di negara Kepulauan Karibia itu sangat mengkhawatirkan. Menurut Kepala Polisi Mario Andresol, sebelum gempa jumlah anggota Kepolisian sekira 8.000, kini sebagaian besar dari mereka dikabarkan tewas atau hilang.

Kondisi ini membuat anggota Kepolisian Haiti sulit untuk menjaga keamanan wilayahnya pasca gempa dashyat yang melanda lebih dari dua pekan lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar